Rabu, 11 November 2009

Nepenthes: Antara Kesempatan dan Ancaman

oleh: Nepenthes Team, Sumatra

Nepenthes, tumbuhan berkantong unik ini pasti menarik para kolektor tumbuhan di Indonesia. Bukan hanya itu, si “Kantong Semar” ini pun diminati oleh kolektor luar negeri setelah sekian lama terlupakan begitu saja. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari peranan media yang intensf memberitakan keberadaannya, sebut saja Trubus, Flona, Kompas dan media lainnya. Istana presiden pun sempat dihiasi rangkaian kantong tumbuhan ini. Para hobiis dan grower Nepenthes mulai bangga menunjukkan koleksi yang mereka punya dan melahirkan peminat-peminat baru yang tidak sedikit jumlahnya. Para kolektor latah pun mulai membiasakan diri membeli tumbuhan ini dari pameran atau expo tumbuhan hias yang digelar beberapa institusi. Ulasan tentang Nepenthes nyaris tidak terhenti dalam beberapa bulan terakhir dan mengambil alih perhatian pencinta tanaman hias lainnya untuk sementara waktu seperti pencinta tanaman jenis Euphorbia dan Aglaomorpha yang sempat melejit di akhir tahun 2005.

Walau tidak terdefinisikan dengan jelas ada 3 kelompok pencinta nepenthes yang ada di Indonesia, antara lain:

1. Kelompok pertama:

Peneliti Nepenthes Umumnya bermain di lingkungan perguruan tinggi atau lembaga penelitian. Jumlahnya sedikit dan tidak begitu terekspos media.

2. Kelompok kedua:

Peneliti dan praktisi Nepenthes. Komunitas ini kebanyakan berisi pencinta Nepenthes, hobiis, grower, praktisi tanaman hias dan beberapa perguruan tinggi yang menaruh perhatian terhadap tumbuhan ini. Kelompok ini mempunyai komunitas yang paling besar dan keberadaanya mulai terangkat ke permukaan. Dalam kelompok ini berkumpul beberapa anggota yang beragam, majemuk dengan orientasi masing-masing yang belum bisa diprediksi dengan jelas. Ada yang hanya sekedar hobi, ada yang mengembangkan pemanfaatan berkelanjutan dan ada yang pure conservationist. Kelompok ini belakangan sangat diminati media untuk diekspos keberadaannya.

3. Kelompok ketiga:

Pebisnis Nepenthes Naiknya popularitas si ”Kantong Semar” jelas dianggap sebagai peluang pasar yang harus dicermati dan tidak boleh dilewatkan begitu saja. Terlebih tumbuhan ini sudah mempunyai nama besar di negara-negara besar diluar Indonesia. Hampir semua jenis asli Nepenthes Indonesia sudah tersebar di negara-negara di Eropa, Amerika dan Jepang. Kelompok ini berada dalam lingkaran abu-abu, di satu sisi berjuang untuk pelestarian Nepenthes, disisi lain mencabut dan mengumpulkan berpuluh puluh Nepenthes liar yang tumbuh di alam untuk menebalkan kantong dengan mengambinghitamkan pembukaan ladang dan masyarakat lokal.

Nepenthes punya peluang besar untuk dimanfaatkan, itu sudah disadari jauh-jauh hari oleh pebisnis, pencinta dan praktisi tanaman hias. Tinggal menunggu waktu yang tepat untuk memproklamirkan keberadaannya. Ada ancaman kepunahan dibalik besarnya manfaat yang bisa diambil, itu pun sudah disadari lama oleh para ahli di institusi-institusi penelitian. Sebagai bukti perlindungan dirumuskannya bentuk undang-undang. Namun undang-undang ini seakan hanya sebuah pengumuman. Karena sejauh ini perlindungan Nepenthes belumlah terlaksana dengan baik, terbukti adanyapenurunan populasi dan kerusakan habitat alami Nepenthes. Tanaman yang dilindungi inipun bernasib sama dengan berbagai macam tanaman hias lainnya. Dijajakan di di pinggir jalan dengan harga yang lumayan. Lalu bagaimana dengan status perlindungannya? Siapa yang harus dan berkewajiban melindunginya?

Informasi lebih lanjut silakan menghubungi: Nepenthes Team
Email: sumatrannepenthes@yahoo.com


Daftar bacaan/literatur :
  • Camillleri, T. 1998. Carnivorous Plants. Kangaroo Press. East Roseville, NSW.
  • Clarke, C. 1997. Nepenthes of Borneo. Kota Kinabalu.
  • Clarke, C. 2001. Nepenthes of Sumatra and Peninsular Malaysia. Kota Kinabalu.
  • Danser, B.H. 1929. The Nepenthaceae of the Netherlands lndies. Bulletin de Buitenzorg, series III, Vol.IX, 249-438.
  • Jebb, M.H.P. & M. Cheek. 1997. A Skeletal Revision of Nepenthes (Nepenthaceae).
  • Blumea 42(1):1-106
  • Pietropaolo, J. & P.Pietropaolo. 1986. Carnivorous Plants of The World. Timber Press. Oregon
  • Slack, A. 2000. Carnivorous Plants.MIT Press
Sumber: www.ktki.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


 

Blog Template by Adam Every. Sponsored by Business Web Hosting Reviews